Senin, 11 Mei 2009

Wuih! Hidung Belang Bayar PSK Pakai Uang Palsu


Kamis, 16 April 2009 | 13:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Siang ini pihak Polri mengeluarkan pernyataan bahwa Pulau Jawa menjadi tempat peredaran uang palsu terbesar di Tanah Air. Mungkin hal ini bukan suatu yang mengejutkan, mengingat tingkat populasi yang begitu padat di Jawa. Namun, ada hal lain yang juga perlu dicermati.

Para pencetak uang palsu tidak menghentikan aktivitasnya sesaat setelah uang palsu selesai dibuat. Mereka ternyata perlu pikirkan dengan masak bagaimana mengedarkan uang abal-abal itu dengan aman.

Wakil Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Kombes (Pol) Subagyo, Kamis (16/4), mengungkapkan berbagai modus cara pengedaran uang-uang palsu tersebut. Salah satunya adalah untuk berfoya-foya di tempat-tempat hiburan malam. Di Bandung misalnya, uang-uang palsu itu digunakan untuk membayar pekerja seks komersial (PSK).

"Dia (pelaku) main esek-esek dibayar uang palsu. PSK-nya tahu terus dikejar. Barangkali cinta palsu dibayar uang palsu," tutur Subagyo.

Dalam beberapa kasus lain, uang palsu dibelanjakan dan diedarkan di pasar dengan harapan bisa memberikan keuntungan dari uang kembali. Bahkan ada pula, uang palsu diselipkan dalam gaji karyawan atau oknum karyawan bank. Lalu, uang-uang ini kerap dipakai untuk pembelian barang di malam hari, dipakai untuk perjudian, di samping untuk iseng bermain di dunia gemerlap dan membayar PSK tentunya.

Sementara itu, untuk pembuatan uang palsu umumnya dilakukan di tempat permukiman elite. "Contohnya di Bandung. Pelaku membuat uang palsu dengan menyewa rumah Rp 70 juta," ujarnya.

KOMPAS.com
 
 

0 komentar: